Translate

Jumat, 30 Oktober 2009

Jauhilah Kesenangan Dunia, Niscaya Dicintai Allah

Dari Abul-Abbas Sahl bin Sa’d As-Sa’idi rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkan aku suatu amal, jika aku lakukan akau akan dicintai Alloh dan dicintai oleh manusia. “Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya dicintai Alloh dan zuhud lah terhadap apa yang dimiliki orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan imam yang lainnya dengan sanad yang shahih)

Zuhud
Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Maka zuhud terhadap dunia maksudnya apabila berbuat bukan demi mendapatkan nilai duniawi tetapi semata-mata lillah, maka sama saja baginya mendapat pujian atau mendapat celaan manusia. Zuhud terhadap milik manusia maksudnya tidak ada dalam hatinya keinginan dan perhatian terhadap sesuatu yang menjadi milik orang lain. Barang siapa yang bisa merealisasikan dalam dirinya zuhud dengan pengertian di atas maka dia akan meraih cinta Alloh dan cinta manusia.

Kedudukan Hadits
Hadits ini sangat penting karena berisi landasan untuk mendapatkan cinta Alloh dan cinta manusia.
Cinta Alloh Dan Cinta Manusia
Cinta Alloh dapat diraih dengan menunaikan hak-hakNya dan demikian juga cinta manusia dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya dan memperlakukan mereka secara adil dan baik. Mendapat cinta Alloh adalah tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengetahui hal-hal yang mendatangkan kecintaan Alloh.

Hadis ini memberitahukan bahwa Allah SWT mencintai orang orang yang zuhud terhadap dunia. Mereka berkata:”Jika kecintaan terhadap Allah adalah tingkatan keimanan yang paling mulia, maka zuhud terhadap dunia adalah keadaan keimanan yang paling mulia pula.”
Ketahuilah bahwa zuhud di dunia merupakan salah satu kedudukan yang mulia bagi orang orang yang meniti jalan Alloh. Zuhud merupakan ungkapan tentang pengalihan keinginan dari sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik lagi. Apa yang dialihkan itu disyaratkan merupakan sesuatu yang di senangi seberapa pun porsinya. Siapa yang mengalihkan sesuatu yang tidak di senanginya dan dia tidak menuntutnya, maka ia tidak disebut orang yang zuhud.
Istilah orang yang zuhud dikhususkan bagi orang orang yang meninggalkan keduniaan. Siapa yang zuhud dalam segala sesuatu selain Alloh SWT, maka dia adalah orang yang sempurna dalam zuhudnya.Siapa yang zuhud di dunia dan mengharapkan surga dan kenikmatannya maka dia juga disebut orang yang zuhud.
Adapun pengertian zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Ilmu yang akan menghantarkan manusia ke gerbang zuhud adalah ilmu tentang betapa hinanya sesuatu yang ditinggalkan jika dibandingkan dengan sesuatu yang di ambil.
Siapapun yang mengerti, (seperti mengertinya ia bahwa batu permata itu lebih mulia dari pada sebongkah batu es), bahwa apa yang disisi Alloh SWT itu lebih kekal dan akhirat itu lebih baik dan abadi, maka ialah orang yang zuhud.
Ketahuilah bahwa zuhud bukan hanya meninggalkan harta, menghinakannya sebagai sesuatu yang di hamparkan dan bisa di jadikan kekuatan serta sesuatu yang melemahkan hati, tetapi zuhud ialah meninggalkan keduniaan ,karena tahu kehinaannya jika dibandingkan denngan ketinggian nilai akhirat. Siapa yang menyadari bahwa dunia ini laksana es yang mencair ketika diletakkan di bawah terik matahari, ia akan terus meleleh sampai akhirnya hilang, dan akhirat itu laksana batu permata yang tidak akan hilang di telan masa.
Fudhail bin ’iyadl berkata;”Pondasi zuhud adalah ridha terhadap segala sesuatu yang datang dari Alloh SWT”. Beliau juga berkata;”Orang yang selalu qona’ah adalah orang yang zuhud dan dialah orang yang pada hakikatnya kaya. Barang siapa memiliki sifat ”yakin” dan ”percaya” kepada Alloh SWT,maka ia akan tenang menyerahkan segala urusan kepada Alloh SWT, dan ridho kepada segala keputusanNya, ia juga akan memutuskan roja’ dan khouf kepada makhluk serta meninggalkan usaha mencari kekayaan dunia dengan cara-cara yang di benci. Maka, barang siapa yang demikian keadaannya maka dia adalah seorang yang benar-benar zuhud dan orang terkaya walaupun ia tidak memiliki sedikit pun harta dunia. Seperti yang di ungkapkan sahabat ‘Ammar;”Cukuplah kematian itu menjadi peringatan, cukuplah keyakinan yang kuat itu menjadi kekayaan, dan cukuplah ibadah itu menjadi kesibukan.”

Alloh SWT memuji orang yang zuhud terhadap dunia dan mencela mereka yang mencintai dunia.
Artinya: ”Tetapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (Al ’Ala: 16-17)
dan Firman Alloh
Artinya:”Dan mereka bangga dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu dibandingkan dengan akhirat hanyalah kesenangan yang tidak berarti”.(Ar Ra’d :26)
Rosululloh SAW bersabda:

وَاللهِ لِلدُّنْيَاأَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هذَا عَلَيْكُمْ (روه المسلم)

Artinya:“Demi Alloh,dunia ini dihadapan Alloh lebih hina dari pada bangkai ini di hadapan kalian.” (HR.Muslim)

Dan diantara keutamaan zuhud,maka allah berfirman:”Dan janganlah kamu menunjukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan golongan dari mereka,sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai pada mereka”.(Thoha:131)
Hasan Albasri berkata:”manusia dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan telanjang,kecuali orang orang yang zuhud.sesungguhnya ada orang orang yang dihormati diduna lalu mereka disalib di papa kayu,sihingga mereka menjadi hina karenanya maka tenangkanlah hati kalian jika kalian di hinakan hanya karena perkara dunia.
Adapun zuhud memiliki beberapa derajat dan tingkatan .
1.seseorang yang zuhud terhadap dunia tetapi sebenarnya ia menginginkannya.hatinya condong padanya,jiwanya berpaling padanya,namun ia berusaha bermujahada untuk mencegahnya, inilqh seorang yang mutazahhid(orang yang berusaha zuhud).
2.seorang meninggalkan dunia dalam rangka taat kepada allah swt.karena ia melihat sebagain sesuatu yang hina dina,jika dibandingkan dengan apa yang hendak di gapainya.orang ini sadar betul bahwa ia zuhud, kaadaannya seperti orang yang meninggalkan sekeping dirhan untuk mendapatkan dua keping dirham.
3.seorang yang terhadap dunia dengan benar benar zuhud dalam zuhudnya.dia tidak melihat dunia sebagai sesuatu yang tidak berguna seperti orang membuang sampah,lalu mengambila mutiara,dan perumpamaan lainnya,seperti orang ingin memasuki istana raja tetapi dihadang oleh seokor anjing didepan gerbang.lalu ia melemparkan sepotong daging untuk mengelabuhi anjing tadi dan iapun masukmenmui sang raja.
Ada orang yang bernggapan bahwa siapa yang meninggalkan harta adalah orang yang zuhud. Padahal pada hakikatnya tiadak begitu, meninggalkan harta dan menampakkan kemelaratan, telalu mudah dilakukan oleh orang yang ingin dipuji sebagai orang yang zuhud.
Zuhud harus menghindari harta dan kedudukan secara bersama-sama, agar zuhud bisa menjadi sempurna didlam jiwa. Ibnu mubarok berkata : “ zuhud yang paling utama adalah menyembunyikan zuhud. Untuk itu harus diperhatikan tiga perkara di bawah ini :
1. Tidak boleh menampakkan kegembiraan karena yang dia ingini ada, dan tidak boleh menampakkan kesedihan karena yang dia ingini tidak ada. Ini zuhud yang berkaitan dengan harta.
2. Harus menyeimbangkan diri terhadap orang yang memuji dan mencelanya. Ini zuhud yang berkaitan dengan kedudukan.
3. Kebersamaannya hanya dengan Alloh SWT. Biasanya orang tersebut mendapatkan manisnya keimanan didalam hatinya karena ketaatannya kepada Alloh SWT.

Adapun orang yang cinta kepada dunia dan cinta kepada Alloh SWT yang bersemayam didalam hatinya, maka ini ibarat air dan udara didalam kuali, jika air dimasukkan kedalamnya, maka udaranya akan kelua. Karena keduanya tidak akan pernah bisa berkumpul.
Banyak diantara para sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in serta orang-orang sholeh yang sangat dicinyai baik itu oleh Rosululloh SAW, serta para orang-orang yang ad adi dekatnya. Diantaranya dari golongan Tabi’in, belau adalah Umar bin Abdul Aziz seorang pemimpin yang sangat zuhud. Dunia berlimpah datang kepadanya tetapi ia meninggalkanny. Jadi wajar saja beliau sangat dicintai oleh rakyatnya, sampai-sampai, pada masa beliau tiada seorangpun diantara rakyatnya yang kekurangan akan harta, semuanya merasa sangat tercukupi. Sampai akhir hayatnya beliau tidak mewariskan harta yang banyak kepada anak-anaknya. Dan anaknyapun tidak merasa sedih, bahkan mersa bangga akan kebijaksanaannya kepada rakyat maupun kezuhudannya terhadap dunia.
Sedangkan kita, sudahkah kita zuhud akan DUNIA……………???????????????? Dan relakah kita meninggalkan dunia yang fana ini dalam rangka beribadah kepada Alloh SWT…….??????serta agar dicintai oleh-Nya karena kezuhudan yang tertancap di dalam hati kita…..????

Oleh : Hadidi El Muhajid

Referensi
1. tazkiyatun Nafs ( Ibnu AL Jauziyyah, Imam Ghozali, Ibnu Rojab )
2. minhajul Qosidin ( Ibnu Qudamah )
3. Al Atqiaul Akhfiyaa ( Said Abdul Adzhim )
4. Washoya Rosululloh LirRijal ( M. Khalil Itani )
5. Mahligai Taqwa ( Ibnu Rajab )
6. Kitab ARRiqqohb ( Ibnu Qudamah )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar